SMAN2 Balige. Jalan Kartini Soposurung Balige 22312. Phone: 0632420052. E-mail: smanegeri2balige@gmail.com Kartikatersebut maka penelitian ini akan menggunakan model yang berkarakteristik sama sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Penelitian yang dilakukan oleh A.N Oktaviani dan Nugroho yang berjudul penerapan model creative problem solving pada pembelajaran kalor untuk Ceritapendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa Vay Tiền TráșŁ GĂłp 24 ThĂĄng. Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Bab Iii0% found this document useful 0 votes834 views26 pagesOriginal Titlee12038f775dfc01185cd0e59a325f47eCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes834 views26 pagesMenyampaikan Ide Melalui Anekdot Bab IiiOriginal Titlee12038f775dfc01185cd0e59a325f47eJump to Page You are on page 1of 26 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 12 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 17 to 24 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. MENYAMPAIKAN IDE MELALUI ANEKDOTKUHP dalam Anekdot1. Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum kelas biasa-biasa Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen.“Apa kepanjangan KUHP, Pak?”Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad,coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab,“Kasih Uang Habis Perkara, Pak ...!”3. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng- gelengkan kepalaseraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahujawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggrismengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak ...!” Semua mahasiswa di kelas itutercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung 2 Mencari Unsur-Unsur Teks AnekdotSetelah kalian membaca teks “KUHP dalam Anekdot”, jawablah pertanyaan berikut ini!1 Apakah yang membuat teks tersebut digolongkan ke dalam teks anekdot?2 Ciri apa sajakah yang menandai teks anekdot?3 Siapakah partisipan yang digambarkan dalam anekdot itu?4 Apakah cerita pada anekdot itu betul-betul terjadi atau hanya rekaan?5 Seandainya cerita itu betul-betul terjadi, beranikah mahasiswa menjawab pertanyaan dosennyadengan tidak serius?6 Singkatan KUHP pada anekdot di atas dipelesetkan. Apakah maksud dan pesan teks yangdikandung?7 Diskusikan secara berkelompok siapa sebenarnya yang dikritik lewat sindiran dalam tekstersebut!8 Apakah sindiran itu sampai kepada yang dituju?9 Tunjukkan unsur lucu atau konyol yang terdapat di dalam teks tersebut.10 Jelaskan reaksi yang terjadi pada diri dosen dan pada diri 4 Membaca Teks “Anekdot Hukum Peradilan”Bacalah teks “Anekdot Hukum Peradilan” berikut ini dan kerjakan tugas yang diminta!Anekdot Hukum Peradilan1 Pada zaman dahulu di suatu negara yang pasti bukan negara kita ada seorang tukang pedatiyang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatupagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untukjembatan tersebut tidak tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut. Keadilan SiTukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara jembatan yangrapuh. Setelah itu, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si PembuatJembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melaporlangsung ke hakim karena belum ada Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat Jembatanuntuk diadili. Namun, si pembuat jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia menimpakankesalahan kepadatukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu. Setelah itu,hakim memanggil si Tukang Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim, “Yang Mulia Hakim,apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?” Yang Mulia Hakim menjawab,“Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelekdan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Olehkarena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.”Si Tukang Kayumembela diri, “Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si PenjualKayu yang menjual kayu yang jelek.”Yang Mulia Hakim berpikir, “Benar juga apa yang dikatakansi Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yangjelek untuk si Pembuat Jembatan.” Lalu, Hakim berkata kepada pengawalnya, “Hai pengawal,bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!”Pergilah siPengawal menjemput si Penjual Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. “Yang Mulia Hakim, apakesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?” kata si Penjual Hakimmenjawab, “Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada siTukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorangkehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.”Si Penjual Kayu menjawab, “Kalau itupermasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yangmenyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepadasi Tukang Kayu itu. Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. “Hai pengawal bawa siPembantu ke hadapanku!” Maka si Pengawal pun menjemput si Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun bertanyakepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang kesalahan siPembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya sepedati. SiPembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisamemberi alasan yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si Pembantuharus dihukum dan memberi ganti sang Hakim kepada pengawal, “Hai,Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!”7 Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, ”Hai, Pengawal apakahhukuman sudah dilaksanakan?”Si Pengawal menjawab, ”Belum, Yang Mulia, sulit sekali untukmelaksanakannya.”Sang Hakim bertanya, “Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasamemenjarakan dan menyita uang orang?” Si Pengawal menjawab, “Sulit, Yang Mulia. SiPembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalusempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.”Sang Hakim marah besar, “Kamu begoamat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punyauang!”Setelah itu, si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadanpendek, kurus, dan punya Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim, “Wahai,Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?” Dengan entengnya sangHakim menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”9 Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjaradan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan pengadilantersebut, ”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudahadil?”Masyarakat yang ada serempak menjawab, “Adiiill!!!”Untuk mengidentifikasi struktur teks anekdot tersebut, lengkapilah titik-titikpada diagram berikut ini dengan hanya menuliskan satu atau dua kalimat juga nomor paragraf tempat kalimat tersebut ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Reaksi ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Krisis ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Orientasi ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...Abstraksi ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...2 Partisipan yang terlibat pada anekdot tersebut adalah partisipan manusia, sepertiyang mulia hakim. Partisipan manusia yang lain adalaha ........................................................................................b ........................................................................................c ........................................................................................d ........................................................................................e ........................................................................................f ........................................................................................3 Dalam teks anekdot itu tidak terdapat unsur lucu, tetapi menggambarkan kekonyolan bahwaorang yang tidak bersalah dihukum dan dimasukkan ke penjara. Mengapa si Pembantu yang kurusdan pendek dihukum dan dipenjara, tetapi si Pembantu yang gemuk dan tinggi tidak?4 Dalam teks anekdot itu terkandung sindiran, yaitu keputusan yang tidak adil dikatakan yang disindir?5 Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan pengandaian? Salah satu pengandaian yangditemukan dalam teks anekdot di atas adalah bahwa peradilan itu dilaksanakan di suatu negara,bukan di negara kita. Pengandaian yang lain adalaha ........................................................................................b ........................................................................................c ........................................................................................d ........................................................................................6 Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan lawan kata antonim? Dua contoh lawan katayang digunakan pada anekdot tersebut adalah adil–tidak adil dan benar–salah. Maksudnya adalahbahwa sesuatu yang tidak adil dikatakan sebagai sesuatu yang adil dan sesuatu yang salahdikatakan sebagai sesuatu yang benar atau sebaliknya. Contoh lawan kata yang lain adalah sebagaiberikut.a ........................................................................................b ........................................................................................c ........................................................................................d ........................................................................................7 Dalam anekdot tersebut terkandung konjungsi lalu untuk menyatakan urutan yang berfungsi sejenis dengan itu adalah sebagai berikut.a ........................................................................................b ........................................................................................c ........................................................................................d ........................................................................................8 Dalam anekdot itu terkandung konjungsi maka untuk menyatakan akibat perbuatan yangdilakukan oleh seorang tersangka. Konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu adalaha ........................................................................................b ........................................................................................c ........................................................................................d ........................................................................................9 Fungsi konjungsi dapat digantikan oleh kata-kata. Sebagai contoh, konjungsi setelah dapatdiungkapkan dengan sesampainya di hadapan hakim paragraf 4. Kata-kata lain seperti itu padateks anekdot itu adalaha ........................................................................................b ........................................................................................c ........................................................................................d ........................................................................................10 Dari teks anekdot tersebut, dapatkah kalian menyimpulkan bahwa orang yang tidak dapatberdebat di sidang pengadilan akan kalah? Tunjukkan buktinya pada teks anekdot keadaan itu menggambarkan bahwa layanan publik di bidang hukum belum bagus? Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot - Rangkuman / ringkasan materi BAB 3 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10 ini diambil dari E-Modul Bahasa Indonesia Kelas 10 Revisi BAB 3 Teks Anekdot dijelaskan pokok pembahasan yang terdiri dari Struktur AnekdotKebahasaan AnekdotStruktur dalam Teks AnekdotKaidah Kebahasaan dalam Teks AnekdotA. Struktur AnekdotTeks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa ciri-ciri teks dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar atau ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media elektronik berupa menyusun atau mengonstruksi teks anekdot harus menentukan topik, sasaran , dan unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan merenungkan isi teks anekdot Kebahasaan AnekdotAnekdot berisi makna tersirat yang mengandung pesan tertentu, makna tersebut dapat dikonstruksikan dengan memahami topik, sasaran, dan unsur kelucuan. Menemukan makna tersirat dilakukan dengan memahami isi anekdot, menghubungkan makna dengan fakta, dan nilai-nilai kehidupan, mengonstruksi makna tersirat bertujuan membantu memahami masalah yang dikritik dalam diciptakan berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang terdapat di sekitar. Teks anekdot juga dapat ditulis dengan cara mengonstruksi anekdot orang lain ke dalam bentuk yang berbeda. Dalam menciptakan teks anekdot perlu identifikasi dan perenungan untuk mendapatkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh Struktur dalam Teks AnekdotBagian-Bagian Struktur Teks AnekdotAbstrak yaitu bagian awal teks anekdot yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Abstrak dapat disebut sebagai tahap pembukaan. Bagian ini sifatnya yaitu bagian teks yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. Bagian ini mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. Bagian orientasi ini berfungsi untuk membangun atau Komplikasi yaitu bagian teks yang menunjukkan hal atau masalah yang unik dan tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan. Dengan kata lain, pada bagian ini adanya kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Bagian ini merupakan inti dari peristiwa yaitu bagian teks yang menerangkan cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Reaksi itu berkenaan dengan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan, sesuatu yang tidak terduga, mencengangkan. Reaksi dijadikan sebagai bagian yang memberikan penyelesaian masalah lengkap dengan menggunakan cara yang menarik dan berbeda dari yaitu bagian akhir dari cerita unik tersebut yang menjelaskan simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda sama dengan penutup pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional, yaitu boleh ada atau tidak ada pada sebuah teks anekdot ini sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar. Begitupula penyajian, ada yang berbentuk dialog atau percakapan, dan ada yang berbentuk narasi. Bahkan, bentuk penyajian dapat berupa cerita bergambar. Akan tetapi, inti dari penyajian teks anekdot adalah selalu berupa kalimat Kaidah Kebahasaan dalam Teks AnekdotUnsur Kebahasaan Teks Anekdot Kalimat Langsung Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-kalimat tidak langsung. Kalimat-kalimat langsung merupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog seorang tokoh. Bahkan tidak sedikit anekdot yang semuanya berupa dalog yang menggunakan kalimat-kalimat Nama Tokoh Utama atau Orang Ketiga Tunggal Penggunaan ini dapat disebutkan secara langsung nama tokoh faktualnya, seperti Gus Dur atau tokoh yang disamarkan, seperti hakim, presiden, jaksa, atau tokoh-tokoh masyarakat Waktu Misalnya kemarin, sore ini, suatu hari, ketika Kiasan Kata kiasan atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata ini dapat berupa ungkapan atau Sindiran Yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau Penjelas Atau penerang, seperti bahwa. Hal ini karena berkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak Kerja Material adalah kata yang menunjukkan suatu aktivitas yang dapat dilihat oleh panca indera. Hal ini terkait dengan tindakan tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun Kerja Mental adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan seorang Sebab Akibat merupakan kata penghubung yang menyatakan sebab akibat, seperti, demikian, oleh karena itu, maka, dan Imperatif adalah kalimat yang bersifat atau memberi perintah atau dapat juga berupa peringatan, Seru Biasanya ditandai dengan tanda seru, yang bersifat untuk menegaskan atau sebagai ungkapan rasa Temporal Konjungsi ini bermakna kronologis temporal, seperti, akhirnya, selanjutnya, kemudian, Retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan Penyusunan Teks AnekdotTentukanlah kritik yang ingin disajikanRancang tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang dimaksud pada umumnya bersifat peristiwa ke dalam alur dan struktur anekdot yang meliputi abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan memperhatikan unsur informasi tentang Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Teks Anekdot yang bisa bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

bab 3 menyampaikan ide melalui anekdot